Instalasi GNU-Radio

<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px;"> <span class="Apple-style-span" style="box-sizing: border-box;">GNU radio adalah perangkat software yang bisa digunakan untuk membuat sebuah software-defined radio. Jadi apa itu software defined radio? Software defined radio adalah radio yang bagian signal processingnya dijalankan secara software.</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px;"> </div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px;"> Jadi, secara garis besar ada tiga hardware yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah software-defined radio. Yang pertama adalah komputer host. Komputer ini digunakan untuk menjalankan software GNU radio dan seluruh signal processing dilakukan di komputer ini. Hardware kedua adalah USRP. Komputer akan mengirimkan data yang ingin dikirimkan ke USRP, dan USRP akan mengirimkan data yang diterimanya ke komputer. Dan, hardware yang ketiga tentu saja adalah antena (+penguat) untuk mengirimkan gelombang elektromagnetik ke udara.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px;"> IMO, GNU radio ini sangat powerful dan berguna terutama untuk kepentingan research ataupun pendidikan. Pasalnya, sejauh ini banyak aplikasi yang bisa dibuat dengan menggunakan GNU Radio. Dengan sedikit googling, bisa dilihat bahwa beberapa orang menggunakan GNU radio untuk berbagai hal, mulai dari akuisisi data GPS, transmitter DVB, komunikasi data, perancangan wimax, radar (buat gw), dan bahkan untuk membuat sebuah BTS. Singkat kata, semua aplikasi yang berkaitan dengan radio bisa dibuat dengan menggunakan perangkat ini.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Langkah instasalasi sebenarnya terbagi menjadi dua tahap, yaitu instalasi <em style="box-sizing: border-box;">dependencies</em> dan <em style="box-sizing: border-box;">binary</em>. Namun, dengan menggunakan <em style="box-sizing: border-box;">apt-get</em> dapat secara langsung menginstall gnuradio dan <em style="box-sizing: border-box;">dependencies</em> nya akan terdownload secara otomatis <em style="box-sizing: border-box;">on-the-fly.</em></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Buka Terminal dan ketikkan perintah :</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> #Sudo apt-get install gnuradio<br style="box-sizing: border-box;" /><img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-79" height="190" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/04/1.png?w=300&h=190" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" width="300" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> dan tekan enter. Tunggu hingga instalasi selesai dan ketikkan perintah :</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> #apt-get install git cmake<br style="box-sizing: border-box;" /><img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-80" height="65" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/04/2.png?w=300&h=65" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" width="300" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> #git clone <a href="https://github.com/balint256/gr-baz.git" rel="nofollow" style="box-sizing: border-box; color: #3b7395; text-decoration-line: none;">https://github.com/balint256/gr-baz.git</a><br style="box-sizing: border-box;" /><img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-81" height="99" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/04/3.png?w=300&h=99" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" width="300" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> #cd gr-baz<br style="box-sizing: border-box;" /><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-82" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/04/4.png?w=584" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> #mkdir build<br style="box-sizing: border-box;" /><img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-83" height="79" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/04/5.png?w=300&h=79" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" width="300" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> #cd build<br style="box-sizing: border-box;" /><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-84" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/04/6.png?w=584" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Instalasi GSL dari kode sumber</span><br style="box-sizing: border-box;" />Proses memasang GSL ini juga sama seperti ritual memasang perangkat lunak di Linux yang lain<br style="box-sizing: border-box;" />Dari terminal ketik perintah :</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> #cmake ../ -Dcmake_install_prefix=/usr/local</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> #make</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> #make install</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> #idconfig</div>

Instalasi GNU-Radio

GNU radio adalah perangkat software yang bisa digunakan untuk membuat sebuah software-defined radio. Jadi apa itu software defined radio? S...

Baca selengkapnya »

Nilai Laporan Percobaan VTP(Virtual Trunking Protocol)

<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> PERCOBAAN : (Skema Topologi Pada Paket Tracert)</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="SKEMA.PNG" class="alignnone size-full wp-image-96" data-attachment-id="96" data-comments-opened="1" data-image-description="<p>Assalamu’alaikum Wr. Wb.</p> <p>Saya akan sedikit berbagi tips dan trik/tutorial/informasi unik yang saya dapatkan dari hasil Pelatihan Aplikasi Teknologi Informasi (PATI) di kampus saya. Melalui PATI ini saya bisa menjadi paham apa yang sebelumnya belum saya ketahui sama sekali. Berikut adalah beberapa ilmu yang bisa saya dapat dari PATI di UMM :</p> <p>1. Kita dapat mengetahui cara membuat daftar pustaka dan daftar isi dengan cepat.</p> <p>2. Kita dapat menambahkan tanda tangan di Email kita.</p> <div>3. Kita dapat tahu kegunaan google scholar.</div> <div></div> <div>4. Kita tahu bagaimana cara memposting di blog.</div> <div></div> <div>5. Bisa tau bagaimana cara memperbanyak pengiriman email ke orang lain dengan cara memakai CC.</div> <div></div> <div>6. Bisa tau bagaimana cara mengirim email kebanyak orang tanpa mengetahui siapa saja tujuan kita.</div> <div></div> <div>Itulah beberapa tips dan trik yang saya dapat dalam mengkuti PATI, semoga bermanfaat!</div> <div>Wassalamu’alaikum Wr. Wb.</div> " data-image-meta="[]" data-image-title="Informasi/Tips dan Trik/Tutorial" data-large-file="" data-medium-file="" data-orig-file="" data-orig-size="" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/2016/09/29/informasitips-dan-triktutorial/" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/skema.png?w=775" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Skema tersebut terdapat 4 buah PC dan 3 buah switch. Dimana nantinya akan di setting mode server,mode client dan mode transparent pada setiap switch tersebut. Setelah setting mode,maka selanjutnya set mode vlan. Dimana pada mode transparent tipe vlan berbeda sendiri(dalam modul praktikum vlan saya mode VLAN tertera angka 50*VLAN 50)</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="SW0 VTP SERVER.PNG" class="alignnone size-full wp-image-112" data-attachment-id="112" data-comments-opened="1" data-image-description="" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="pc0" data-large-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc0.png?w=493" data-medium-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc0.png?w=300" data-orig-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc0.png" data-orig-size="493,428" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/2018/03/20/modul-1-vlan/pc0/" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/sw0-vtp-server1.png?w=775" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Switch 0 setting mode switch server,dimana switch server tersebut bisa mengakses dan setting VLAN pada switch Mode Client.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="SW 0 Int Fa04.PNG" class="alignnone size-full wp-image-114" data-attachment-id="114" data-comments-opened="1" data-image-description="" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="pc2" data-large-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc2.png?w=481" data-medium-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc2.png?w=300" data-orig-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc2.png" data-orig-size="481,419" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/2018/03/20/modul-1-vlan/pc2/" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/sw-0-int-fa042.png?w=775" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /><img alt="SW0 VLAN SETTING.PNG" class="alignnone size-full wp-image-113" data-attachment-id="113" data-comments-opened="1" data-image-description="" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="pc1" data-large-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1.png?w=493" data-medium-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1.png?w=300" data-orig-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1.png" data-orig-size="493,416" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/2018/03/20/modul-1-vlan/pc1/" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/sw0-vlan-setting1.png?w=775" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="SWITCH 0 Mode trunk.PNG" class="alignnone size-full wp-image-116" data-attachment-id="116" data-comments-opened="1" data-image-description="" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="pc1 ke pc 2" data-large-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc-2.png?w=429" data-medium-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc-2.png?w=300" data-orig-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc-2.png" data-orig-size="429,317" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/2018/03/20/modul-1-vlan/pc1-ke-pc-2/" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/switch-0-mode-trunk1.png?w=775" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Konfigurasi Pada Switch 1(Switch Mode Client)</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="sw 1 client mode.PNG" class="alignnone size-full wp-image-117" data-attachment-id="117" data-comments-opened="1" data-image-description="" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="pc1 ke pc0" data-large-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc0.png?w=431" data-medium-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc0.png?w=300" data-orig-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc0.png" data-orig-size="431,313" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/2018/03/20/modul-1-vlan/pc1-ke-pc0/" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/sw-1-client-mode1.png?w=775" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="sw 1 mode trunk.PNG" class="alignnone size-full wp-image-118" data-attachment-id="118" data-comments-opened="0" data-image-description="<p><strong><u>VLAN (Virtual LAN)</u></strong></p> <ol> <li><strong>Pokok Bahasan</strong></li> </ol> <p>ü Konfigurasi dasar VLAN pada Switch Cisco</p> <p>ü Memahami cara kerja VLAN pada Switch Cisco</p> <p>ü Menghubungkan beberapa PC dengan Switch Cisco</p> <ol> <li><strong>Tujuan Belajar</strong></li> </ol> <p>Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :</p> <p>ü Mengetahui dan memahami perintah dasar untuk konfigurasi Switch Cisco</p> <p>ü Melakukan konfigurasi VLAN pada Switch Cisco</p> <ol> <li><strong>Dasar Teori</strong></li> </ol> <p>Salah satu masalah yang dihadapi oleh LAN tradisional adalah tidak adanya mekanisme “pengaturan” yang fleksibel. Ketika topologi fisik suatu LAN sudah ditentukan maka akan sulit bagi kita untuk merombaknya menjadi bentuk yang lain. Biasanya media fisik network akan ditanamkan pada pipa khusus yang sulit dibongkar dan ditata ulang. Sehingga kita tidak dapat secara fleksibel mengelompokkan kembali beberapa komputer yang berjauhan tanpa proses bongkar pasang hardware.</p> <p>Apalagi jika ukuran LAN sudah cukup besar, misalnya sebesar kampus atau lebih besar lagi. Di mana masing-masing host berada di tempat yang cukup jauh. Akan sulit membuat kelompok berdasarkan kategori tertentu jika lokasi berjauhan. Untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat membuat VLAN atau Virtual LAN.</p> <p>VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan dan membongkar media network serta mencabut kabelkabel switch. Selain itu, kebutuhan hardware, khususnya switch dan router akan lebih sedikit. Perhatikan ilustrasi contoh VLAN pada gambar dibawah ini.</p> <p><img src="https://seruputkopi886883304.files.wordpress.com/2018/03/capture1.png?w=418&h=477" /></p> <p>Dengan banyaknya komputer yang ada di perusahaan, dengan menggunakan 1 switch akan kita buat VLAN. Kegunaan dari VLAN disini adalah efisien kabel dan switch. Virtual LAN dapat kita aplikasikan pada sebuah SWITCH yang kita miliki. SWITCH dengan 24 port, akan kita bagi jadi 3 kelompok sehingga masing-masing menjadi 8 port, hanya bisa digunakan untuk mengakses 1 server pada gambar diatas. Dengan kata lain Sebuah VLAN diperlakukan seperti subnet atau broadcast domainnya sendiri, yang berarti frame-frame yang dibroadcast pada sebuah network hanya di switch atau dialihkan diantara port-port yang dikelompokkan secara logikal di dalam VLAN yang sama. Dalam kondisi seperti ini sebuah router dapat tidak diperlukan ataupun masih diperlukan tergantung dari apa yang ingin dilakukan. Secara default semua host dalam sebuah VLAN tertentu tidak dapat berkomunikasi dengan host -host yang merupakan anggota VLAN yang lain, jadi jika diinginkan komunikasi antar VLAN bisa dilakukan maka diperlukan sebuah router.</p> <p>Cara VLAN dalam menyederhanakan pengaturan jaringan :</p> <ol> <li>Penambahan, perpindahan, dan perubahan network dilakukan dengan mengkonfigurasi sebuah port ke VLAN yang sesuai.</li> <li>Sekelompok user yang memerlukan keamanan yang tinggi dapat ditempatkan pada sebuah VLAN tertentu sehingga user di luar VLAN tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan mereka.</li> <li>Sebagai pengelompokan logikal user berdasarkan fungsi, VLAN dapat dianggap independen dari lokasi fisikal atau geografisnya.</li> <li>VLAN dapat meningkatkan keamanan network.</li> <li>VLAN-VLAN meningkatkan jumlah broadcast domain dan pada saat yang sama memperkecil ukurannya sendiri.</li> </ol> <p>Secara garis besar manfaat VLAN sebagai berikut :</p> <ol> <li>Meningkatkan performa network VLAN mampu mengingkatkan performa network dengan cara memblok paket/frame yang tidak perlu.</li> <li>Desain network yang fleksibel VLAN memungkinkan anggota berpindah-pindah lokasi tanpa harus merombak ulang perangkat jaringan. Cukup melakukan konfigurasi secara software. VLAN dapat mengatasi persoalan lokasi.</li> <li>Mengurangi biaya instalasi Jika kita hendak mengubah VLAN maka kita tidak memerlukan biaya instalasi maupun penambahan perangkat baru.</li> <li>Keamanan VLAN dapat membatasi user yang boleh mengakses suatu aplikasi/data berdasarkan access list yang bisa kita tentukan.</li> </ol> <ol> <li><strong>Percobaan</strong></li> </ol> <ol> <li>Buka aplikasi packet tracert</li> <li>Buat topologi seperti berikut ini</li> </ol> <p> </p> <p>Keterangan :</p> <p>Router0 : Ip address 192.168.1.1/26 vlan 10</p> <p>Router1 : Ip address 192.168.1.65/26 vlan 11</p> <p>Router2 : Ip address 192.168.1.129/25 vlan 12</p> <p>Switch0 diset mode trunk untuk koneksi ke switch1 begitupun sebaliknya</p> <p>Interface yang menghubungkan antara laptop dengan switch0 diset mode access</p> <p>Interface yang menghubungkan antara pc dengan switch1 diset mode access</p> <p>Interface yang menghubungkan antara AP dengan switch1 diset mode access</p> <p><strong>E.     </strong><strong>Laporan Resmi</strong></p> <ol> <li>Buatlah laporan resmi untuk percobaan di atas. Lengkapi dengan capture tiap proses. Berikan analisa dari percobaan yang telah dilakukan.</li> <li>Berikan kesimpulan hasil praktikum yang anda lakukan</li> </ol> <p><strong>F. </strong><strong>Hasil Praktikum</strong></p> <p style="font-weight:400;"><em><img class="alignnone size-medium wp-image-102" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/kabeh.png?w=300" alt="" width="300" height="257" /></em></p> <p style="font-weight:400;"><em>Gambar </em><em>1</em><em> Topologi</em></p> <p style="font-weight:400;">Keterangan :</p> <p style="font-weight:400;">GigabitEthernet0/0: Ip address 192.168.1.1/24 vlan 10</p> <p style="font-weight:400;">GigabitEthernet0/1: Ip address 172.16.10.1/24 vlan 30</p> <p style="font-weight:400;">GigabitEthernet0/2: Ip address 10.1.1.1/24 vlan 20</p> <p style="font-weight:400;">Switch0 diset mode trunk untuk koneksi ke switch1 begitupun sebaliknya</p> <p style="font-weight:400;">Interface yang menghubungkan antara laptop dengan switch0 diset mode access</p> <p style="font-weight:400;">Interface yang menghubungkan antara pc dengan switch1 diset mode access</p> <p style="font-weight:400;">Interface yang menghubungkan antara AP dengan switch1 diset mode access</p> <ul style="font-weight:400;"> <li>Konfigurasi interface yang menghubungkan switch0 dengan router0 dengan mode access</li> </ul> <p> </p> <p style="font-weight:400;"><em><img class="alignnone wp-image-103" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/gig0.png?w=300" alt="" width="372" height="124" /></em></p> <p style="font-weight:400;"><em>Gambar </em><em>2</em><em> Konfigurasi router GigabitEthernet0/0</em></p> <p style="font-weight:400;"><em><img class="alignnone wp-image-104" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/gig1.png?w=300" alt="" width="392" height="153" /></em></p> <p style="font-weight:400;"><em>Gambar </em><em>3</em><em> Konfigurasi router GigabitEthernet0/1</em></p> <p style="font-weight:400;"><em><img class="alignnone wp-image-105" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/gig2.png?w=300" alt="" width="393" height="97" /></em></p> <p style="font-weight:400;"><em>Gambar </em><em>4</em><em> Konfigurasi router GigabitEthernet0/2</em></p> <ul style="font-weight:400;"> <li>Setting masing-masing interface pada switch dengan menyesuaikan vlan yang ada pada gambar di atas.</li> </ul> <p><img class="alignnone wp-image-106" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa01.png?w=300" alt="" width="383" height="129" /><br style="font-weight:400;" /><br style="font-weight:400;" /></p> <p><img class="alignnone wp-image-107" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa02.png?w=300" alt="" width="377" height="132" /></p> <p><img class="alignnone wp-image-108" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa03.png?w=300" alt="" width="384" height="133" /></p> <p><img class="alignnone wp-image-109" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa04.png?w=300" alt="" width="377" height="210" /></p> <p><img class="alignnone wp-image-110" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa05.png?w=300" alt="" width="389" height="196" /></p> <p><img class="alignnone wp-image-111" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa06.png?w=300" alt="" width="388" height="278" /></p> <ul style="font-weight:400;"> <li>Konfigurasi pada laptop dan pc</li> </ul> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-112" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc0.png?w=300" alt="" width="300" height="260" /></p> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-113" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1.png?w=300" alt="" width="300" height="253" /></p> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-114" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc2.png?w=300" alt="" width="300" height="261" /></p> <ul style="font-weight:400;"> <li>Setelah semua terkonfigurasi lakukan pengujian</li> </ul> <ol> <li>Ping dari Laptop0 ke Laptop1</li> </ol> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-115" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc0-ke-pc-1.png?w=300" alt="" width="300" height="202" /></p> <ol> <li>Ping dari Laptop1 ke Laptop2</li> </ol> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-116" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc-2.png?w=300" alt="" width="300" height="222" /></p> <ol> <li>Ping dari pc1 ke pc0</li> </ol> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-117" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc0.png?w=300" alt="" width="300" height="218" /></p> " data-image-meta="[]" data-image-title="MODUL 1 VLAN" data-large-file="" data-medium-file="" data-orig-file="" data-orig-size="" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/?p=118" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/sw-1-mode-trunk1.png?w=775" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="sw 1 mode acces to pc.PNG" class="alignnone size-full wp-image-119" data-attachment-id="119" data-comments-opened="0" data-image-description="<p><strong><u>VLAN (Virtual LAN)</u></strong></p> <ol> <li><strong>Pokok Bahasan</strong></li> </ol> <p>Konfigurasi dasar VLAN pada Switch Cisco</p> <p>Memahami cara kerja VLAN pada Switch Cisco</p> <p>Menghubungkan beberapa PC dengan Switch Cisco</p> <ol> <li><strong>Tujuan Belajar</strong></li> </ol> <p>Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :</p> <p>Mengetahui dan memahami perintah dasar untuk konfigurasi Switch Cisco</p> <p>Melakukan konfigurasi VLAN pada Switch Cisco</p> <ol> <li><strong>Dasar Teori</strong></li> </ol> <p>Salah satu masalah yang dihadapi oleh LAN tradisional adalah tidak adanya mekanisme “pengaturan” yang fleksibel. Ketika topologi fisik suatu LAN sudah ditentukan maka akan sulit bagi kita untuk merombaknya menjadi bentuk yang lain. Biasanya media fisik network akan ditanamkan pada pipa khusus yang sulit dibongkar dan ditata ulang. Sehingga kita tidak dapat secara fleksibel mengelompokkan kembali beberapa komputer yang berjauhan tanpa proses bongkar pasang hardware.</p> <p>Apalagi jika ukuran LAN sudah cukup besar, misalnya sebesar kampus atau lebih besar lagi. Di mana masing-masing host berada di tempat yang cukup jauh. Akan sulit membuat kelompok berdasarkan kategori tertentu jika lokasi berjauhan. Untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat membuat VLAN atau Virtual LAN.</p> <p>VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan dan membongkar media network serta mencabut kabelkabel switch. Selain itu, kebutuhan hardware, khususnya switch dan router akan lebih sedikit. Perhatikan ilustrasi contoh VLAN pada gambar dibawah ini.</p> <p><img src="https://seruputkopi886883304.files.wordpress.com/2018/03/capture1.png?w=418&h=477" /></p> <p>Dengan banyaknya komputer yang ada di perusahaan, dengan menggunakan 1 switch akan kita buat VLAN. Kegunaan dari VLAN disini adalah efisien kabel dan switch. Virtual LAN dapat kita aplikasikan pada sebuah SWITCH yang kita miliki. SWITCH dengan 24 port, akan kita bagi jadi 3 kelompok sehingga masing-masing menjadi 8 port, hanya bisa digunakan untuk mengakses 1 server pada gambar diatas. Dengan kata lain Sebuah VLAN diperlakukan seperti subnet atau broadcast domainnya sendiri, yang berarti frame-frame yang dibroadcast pada sebuah network hanya di switch atau dialihkan diantara port-port yang dikelompokkan secara logikal di dalam VLAN yang sama. Dalam kondisi seperti ini sebuah router dapat tidak diperlukan ataupun masih diperlukan tergantung dari apa yang ingin dilakukan. Secara default semua host dalam sebuah VLAN tertentu tidak dapat berkomunikasi dengan host -host yang merupakan anggota VLAN yang lain, jadi jika diinginkan komunikasi antar VLAN bisa dilakukan maka diperlukan sebuah router.</p> <p>Cara VLAN dalam menyederhanakan pengaturan jaringan :</p> <ol> <li>Penambahan, perpindahan, dan perubahan network dilakukan dengan mengkonfigurasi sebuah port ke VLAN yang sesuai.</li> <li>Sekelompok user yang memerlukan keamanan yang tinggi dapat ditempatkan pada sebuah VLAN tertentu sehingga user di luar VLAN tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan mereka.</li> <li>Sebagai pengelompokan logikal user berdasarkan fungsi, VLAN dapat dianggap independen dari lokasi fisikal atau geografisnya.</li> <li>VLAN dapat meningkatkan keamanan network.</li> <li>VLAN-VLAN meningkatkan jumlah broadcast domain dan pada saat yang sama memperkecil ukurannya sendiri.</li> </ol> <p>Secara garis besar manfaat VLAN sebagai berikut :</p> <ol> <li>Meningkatkan performa network VLAN mampu mengingkatkan performa network dengan cara memblok paket/frame yang tidak perlu.</li> <li>Desain network yang fleksibel VLAN memungkinkan anggota berpindah-pindah lokasi tanpa harus merombak ulang perangkat jaringan. Cukup melakukan konfigurasi secara software. VLAN dapat mengatasi persoalan lokasi.</li> <li>Mengurangi biaya instalasi Jika kita hendak mengubah VLAN maka kita tidak memerlukan biaya instalasi maupun penambahan perangkat baru.</li> <li>Keamanan VLAN dapat membatasi user yang boleh mengakses suatu aplikasi/data berdasarkan access list yang bisa kita tentukan.</li> </ol> <ol> <li><strong>Percobaan</strong></li> </ol> <ol> <li>Buka aplikasi packet tracert</li> <li>Buat topologi seperti berikut ini</li> </ol> <p> </p> <p>Keterangan :</p> <p>Router0 : Ip address 192.168.1.1/26 vlan 10</p> <p>Router1 : Ip address 192.168.1.65/26 vlan 11</p> <p>Router2 : Ip address 192.168.1.129/25 vlan 12</p> <p>Switch0 diset mode trunk untuk koneksi ke switch1 begitupun sebaliknya</p> <p>Interface yang menghubungkan antara laptop dengan switch0 diset mode access</p> <p>Interface yang menghubungkan antara pc dengan switch1 diset mode access</p> <p>Interface yang menghubungkan antara AP dengan switch1 diset mode access</p> <p><strong>E.     </strong><strong>Laporan Resmi</strong></p> <ol> <li>Buatlah laporan resmi untuk percobaan di atas. Lengkapi dengan capture tiap proses. Berikan analisa dari percobaan yang telah dilakukan.</li> <li>Berikan kesimpulan hasil praktikum yang anda lakukan</li> </ol> <p><strong>F. </strong><strong>Hasil Praktikum</strong></p> <p style="font-weight:400;"><em><img class="alignnone size-medium wp-image-102" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/kabeh.png?w=300" alt="" width="300" height="257" /></em></p> <p style="font-weight:400;"><em>Gambar </em><em>1</em><em> Topologi</em></p> <p style="font-weight:400;">Keterangan :</p> <p style="font-weight:400;">GigabitEthernet0/0: Ip address 192.168.1.1/24 vlan 10</p> <p style="font-weight:400;">GigabitEthernet0/1: Ip address 172.16.10.1/24 vlan 30</p> <p style="font-weight:400;">GigabitEthernet0/2: Ip address 10.1.1.1/24 vlan 20</p> <p style="font-weight:400;">Switch0 diset mode trunk untuk koneksi ke switch1 begitupun sebaliknya</p> <p style="font-weight:400;">Interface yang menghubungkan antara laptop dengan switch0 diset mode access</p> <p style="font-weight:400;">Interface yang menghubungkan antara pc dengan switch1 diset mode access</p> <p style="font-weight:400;">Interface yang menghubungkan antara AP dengan switch1 diset mode access</p> <ul style="font-weight:400;"> <li>Konfigurasi interface yang menghubungkan switch0 dengan router0 dengan mode access</li> </ul> <p> </p> <p style="font-weight:400;"><em><img class="alignnone wp-image-103" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/gig0.png?w=300" alt="" width="372" height="124" /></em></p> <p style="font-weight:400;"><em>Gambar </em><em>2</em><em> Konfigurasi router GigabitEthernet0/0</em></p> <p style="font-weight:400;"><em><img class="alignnone wp-image-104" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/gig1.png?w=300" alt="" width="392" height="153" /></em></p> <p style="font-weight:400;"><em>Gambar </em><em>3</em><em> Konfigurasi router GigabitEthernet0/1</em></p> <p style="font-weight:400;"><em><img class="alignnone wp-image-105" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/gig2.png?w=300" alt="" width="393" height="97" /></em></p> <p style="font-weight:400;"><em>Gambar </em><em>4</em><em> Konfigurasi router GigabitEthernet0/2</em></p> <ul style="font-weight:400;"> <li>Setting masing-masing interface pada switch dengan menyesuaikan vlan yang ada pada gambar di atas.</li> </ul> <p><img class="alignnone wp-image-106" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa01.png?w=300" alt="" width="383" height="129" /><br style="font-weight:400;" /><br style="font-weight:400;" /></p> <p><img class="alignnone wp-image-107" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa02.png?w=300" alt="" width="377" height="132" /></p> <p><img class="alignnone wp-image-108" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa03.png?w=300" alt="" width="384" height="133" /></p> <p><img class="alignnone wp-image-109" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa04.png?w=300" alt="" width="377" height="210" /></p> <p><img class="alignnone wp-image-110" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa05.png?w=300" alt="" width="389" height="196" /></p> <p><img class="alignnone wp-image-111" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/fa06.png?w=300" alt="" width="388" height="278" /></p> <ul style="font-weight:400;"> <li>Konfigurasi pada laptop dan pc</li> </ul> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-112" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc0.png?w=300" alt="" width="300" height="260" /></p> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-113" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1.png?w=300" alt="" width="300" height="253" /></p> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-114" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc2.png?w=300" alt="" width="300" height="261" /></p> <ul style="font-weight:400;"> <li>Setelah semua terkonfigurasi lakukan pengujian</li> </ul> <ol> <li>Ping dari Laptop0 ke Laptop1</li> </ol> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-115" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc0-ke-pc-1.png?w=300" alt="" width="300" height="202" /></p> <ol> <li>Ping dari Laptop1 ke Laptop2</li> </ol> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-116" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc-2.png?w=300" alt="" width="300" height="222" /></p> <ol> <li>Ping dari pc1 ke pc0</li> </ol> <p><img class="alignnone size-medium wp-image-117" src="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc0.png?w=300" alt="" width="300" height="218" /></p> " data-image-meta="[]" data-image-title="MODUL 1 VLAN" data-large-file="" data-medium-file="" data-orig-file="" data-orig-size="" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/?p=119" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/sw-1-mode-acces-to-pc1.png?w=775" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Konfigurasi Switch 2 (Setting Mode Client terlebih dahulu setelah itu setting mode transparent)</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="sw 2 mode acces.PNG" class="alignnone size-full wp-image-120" data-attachment-id="120" data-comments-opened="1" data-image-description="" data-image-meta="[]" data-image-title="Auto Draft" data-large-file="" data-medium-file="" data-orig-file="" data-orig-size="" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/?p=120" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/sw-2-mode-acces1.png?w=775" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="set vlan sw2 50.PNG" class="alignnone size-full wp-image-121" data-attachment-id="121" data-comments-opened="1" data-image-description="" data-image-meta="[]" data-image-title="Auto Draft" data-large-file="" data-medium-file="" data-orig-file="" data-orig-size="" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/?p=121" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/set-vlan-sw2-501.png?w=775" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Konfigurasi IP(Setting IP)</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="PC 0.PNG" class="alignnone wp-image-122" data-attachment-id="122" data-comments-opened="1" data-image-description="<p><a href="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/monitoring-system-1-finis.docx">monitoring-system-1 finis</a></p> " data-image-meta="[]" data-image-title="MODUL 1 MONITORING SYSTEM" data-large-file="" data-medium-file="" data-orig-file="" data-orig-size="" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/2018/03/22/modul-1-monitoring-system/" height="325" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/pc-01.png?w=509&h=325" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" width="509" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="ip PC 1.PNG" class="alignnone wp-image-123" data-attachment-id="123" data-comments-opened="1" data-image-description="" data-image-meta="[]" data-image-title="monitoring-system-1 finis" data-large-file="" data-medium-file="" data-orig-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/monitoring-system-1-finis.docx" data-orig-size="" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/2018/03/22/modul-1-monitoring-system/monitoring-system-1-finis/" height="326" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/ip-pc-11.png?w=511&h=326" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" width="511" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="PC 2.PNG" class="alignnone wp-image-124" data-attachment-id="124" data-comments-opened="0" data-image-description="<p><a href="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/03/monitoring-system-1-finis.docx">monitoring-system-1 finis</a></p> " data-image-meta="[]" data-image-title="MODUL 1 MONITORING SYSTEM" data-large-file="" data-medium-file="" data-orig-file="" data-orig-size="" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/?p=124" height="326" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/pc-21.png?w=510&h=326" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" width="510" /></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <img alt="PC 3.PNG" class="alignnone wp-image-128" data-attachment-id="128" data-comments-opened="1" data-image-description="" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="cropped-noblese1.jpg" data-large-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/04/cropped-noblese1.jpg?w=604" data-medium-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/04/cropped-noblese1.jpg?w=300" data-orig-file="https://hasruliharahap.files.wordpress.com/2018/04/cropped-noblese1.jpg" data-orig-size="1600,230" data-permalink="https://hasruliharahap.wordpress.com/cropped-noblese1-jpg/" height="328" src="https://indrapras25.files.wordpress.com/2018/04/pc-31.png?w=512&h=328" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; margin: 5px 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle;" width="512" /></div>

Nilai Laporan Percobaan VTP(Virtual Trunking Protocol)

PERCOBAAN : (Skema Topologi Pada Paket Tracert) Skema tersebut terdapat 4 buah PC dan 3 buah switch. Dimana nantinya akan di setting mo...

Baca selengkapnya »

MODUL VTP(Virtual Trunking Protocol)

<h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; clear: both; color: #141412; font-family: "Playfair Display", serif; font-size: 15.4px; font-style: italic; font-weight: 400; line-height: 1.3; margin: 22px 0px;">   I.      PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR VTP</h3> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> VTP adalah adalah suatu protocol untuk mengenalkan suatu atau sekelompok VLAN yang telah ada agar dapat berkomunikasi dengan jaringan. Atau menurut sumber lain mengatakan suatu metoda dalam hubungan jaringan LAN dengan ethernet untuk menyambungkan komunikasi dengan menggunakan informasi VLAN, khususnya ke VLAN. VLAN Trunking Protocol (VTP) merupakan fitur Layer 2 yang terdapat pada jajaran switch Cisco Catalyst, yang sangat berguna terutama dalam lingkungan switch skala besar  yang meliputi beberapa Virtual Local Area Network (VLAN).</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <a href="http://fauziawaludin.files.wordpress.com/2011/09/konsep-dasar-vtp.jpg" style="box-sizing: border-box; color: #3b7395; text-decoration-line: none;"><img alt="" height="235" src="https://fauziawaludin.files.wordpress.com/2011/09/konsep-dasar-vtp.jpg?w=292&h=235" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; max-width: 100%; vertical-align: middle;" title="konsep dasar VTP" width="292" /></a></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <em style="box-sizing: border-box;">konsep dasar VTP . (mengenalkan VLAN pada jaringan)</em></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Di dalam artikel VLAN pada beberapa edisi sebelumnya, Anda telah melihat konsep VLAN dan juga VLAN tagging protocol seperti ISL. Jika Anda ingat kembali, tujuan mengonfigurasi VLAN tagging adalah agar traffic dari beberapa VLAN dapat melewati trunk link yang digunakan untuk menghubungkan antar-switch. Meskipun hal ini merupakan hal yang baik dalam lingkungan yang besar, VLAN tagging tidak melakukan apa-apa untuk mempermudah pengonfigurasian VLAN pada beberapa switch. Di sinilah VTP mengambil bagian.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> VLAN merupakan suatu broadcast domain, sekumpulan port atau user yang kita kelompokkan. VLAN dapat mencakup beberapa switch, hal ini dapat dilakukan dengan mengonfigurasi VLAN pada bebarapa switch dan kemudian menghubungkan switch tersebut, dengan satu pasang port per VLAN.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Kelemahan cara ini adalah banyaknya port switch yang menghubungkan switch tersebut. Cara ini juga lebih manual, membutuhkan lebih banyak waktu, dan sulit untuk dikelola. Oleh karena itu, muncullah VLAN trunking yang bertujuan untuk menghubungkan switch dengan interlink (uplink) kecepatan tinggi, dan beberapa VLAN dapat berbagi satu kabel.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Trunk link tidak dibuat untuk satu VLAN tertentu. Satu, beberapa, atau semua VLAN aktif dapat dilewati antar-switch dengan mengguunakan satu trunk link.Adalah mungkin untuk menghubungkan dua switch dengan link fisik terpisah untuk setiap VLAN. Namun dengan semakin banyaknya VLAN yang dibuat, maka jumlah link dapat bertambah dengan cepat. Cara yang lebih efisien adalah dengan menggunakan trunking. Untuk membedakan kepemilikan traffic pada trunk link, switch harus mempunyai metode untuk mengidentifikasi frame setiap LAN.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> II.      <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Frame VTP</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Karena trunk link dapat digunakan untuk mentransmisi beberapa VLAN, switch harus mengidentifikasi frame setiap VLAN pada waktu mereka dikirim atau diterima melalui trunk link. Identifikasi frame atau tagging, memberi ID yang berbeda untuk setiap frame yang melewati trunk link. ID ini dapat dianggap sebagai nomor VLAN atau “warna” VLAN, karena setiap VLAN yang digambar pada diagram jaringan mempunyai warna yang berbeda. Identifikasi frame VLAN dikembangkan untuk jaringan switch. Pada waktu setiap frame melewati trunk link, suatu pengenal ditambahkan dalam kepala frame. Pada waktu switch yang dilalui menerima frame ini, mereka akan memeriksa pengenalnya untuk mengetahui milik siapa frame tersebut.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">           III.         VTP Domain</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Tujuan utama VTP adalah untuk menyediakan fasilitas sehingga switch Cisco dapat diatur sebagai sebagai suatu grup. Sebagai contoh, jika VTP dijalankan pada semua switch Cisco Anda, pembuatan VLAN baru pada satu switch akan menyebabkan VLAN tersebut tersedia pada semua switch yang terdapat VTP management domain yang sama. VTP management domain merupakan sekelompok switch yang berbagi informasi VTP. Suatu switch hanya dapat menjadi bagian dari satu VTP management domain, dan secara default tidak menjadi bagian dari VTP management domain manapun.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Dari sini dapat kita lihat mengapa VTP sangat menguntungkan. Bayangkanlah suatu lingkungan di mana administrator jaringan harus mengatur 20 switch atau lebih. Tanpa VTP, untuk membuat VLAN baru administrator harus melakukannya pada semuanya switch yang diperlukan secara individu. Namun dengan VTP, administrator dapat membuat VLAN tersebut sekali dan VTP secara otomatis akan menyebarkan (advertise) informasi tersebut ke semua switch yang berada di dalam domain yang sama. Keuntungan VTP yang utama adalah efisiensi yang diberikan dalam menambah dan menghapus VLAN dan juga dalam mengubah konfigurasi VLAN dalam lingkungan yang besar.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Secara umum, mengonfigurasi VTP pada switch Cisco Catalyst bukanlah pekerjaan yang sulit. Pada kenyataannya, begitu nama VTP management domain dibuat pada setiap switch, proses pertukaran informasi VTP antar-switch akan dilakukan secara otomatis dan tidak memerlukan konfigurasi lebih lanjut atau pengaturan setiap hari. Namun, untuk mendapatkan gambaran lengkap bagaimana VTP bekerja dalam suatu VTP domain, pertama Anda harus mengetahui mode VTP.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> IV.      <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Mode Operasi VTP</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Jika Anda ingin membuat switch menjadi bagian dari suatu VTP management domain, setiap switch harus dikonfigurasi dalam satu dari tiga mode VTP yang dapat digunakan. Mode VTP yang digunakan pada switch akan menentukan bagaimana switch berinteraksi dengan switch VTP lainnya dalam management domain tersebut. Mode VTP yang dapat digunakan pada switch Cisco adalah mode server, mode client, dan mode transparent. Mode server—VTP server mempunyai kontrol penuh atas pembuatan VLAN atau pengubahan domain mereka. Semua informasi VTP disebarkan ke switch lainnya yang terdapat dalam domain tersebut, sementara semua informasi VTP yang diterima disinkronisasikan dengan switch lain. Secara default, switch berada dalam mode VTP server. Perlu dicatat bahwa setiap VTP domain paling sedikit harus mempunya satu server sehingga VLAN dapat dibuat, dimodifikasi, atau dihapus, dan juga agar informasi VLAN dapat disebarkan.</div> <ul style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; list-style-type: square; margin: 16px 0px; padding: 0px 0px 0px 40px;"> <li style="box-sizing: border-box;">Mode client—VTP client tidak memperbolehkan administrator untuk membuat, mengubah, atau menghapus VLAN manapun. Pada waktu menggunakan mode client mereka mendengarkan penyebaran VTP dari switch yang lain dan kemudian memodifkasi konfigurasi VLAN mereka. Oleh karena itu, ini merupakan mode mendengar yang pasif. Informasi VTP yang diterima diteruskan ke switch tetangganya dalam domain tersebut.</li> <li style="box-sizing: border-box;">Mode transparent—switch dalam mode transparent tidak berpartisipasi dalam VTP. Pada waktu dalam mode transparent, switch tidak menyebarkan konfigurasi VLAN-nya sendiri, dan switch tidak mensinkronisasi database VLAN-nya dengan advertisement yang diterima. Pada waktu VLAN ditambah, dihapus, atau diubah pada switch yang berjalan dalam mode transparent, perubahan tersebut hanya bersifat lokal ke switch itu sendiri, dan tidak disebarkan ke swith lainnya dalam domain tersebut.</li> </ul> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Berdasarkan peran masing-masing mode VTP, maka sekarang kita dapat mengetahui penggunaannya. Sebagai contoh, jika mempunyai 15 switch Cisco pada jaringan, Anda dapat mengonfigurasi mereka dalam VTP domain yang sama. Walaupun setiap switch secara teori dapat berada dalam mode default (mode server), akan lebih mudah jika hanya satu switch saja yang dalam mode itu dan kemudian mengonfigurasi sisanya dakan mode client.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Kemudian, ketika Anda ingin menambah, menghapus, atau mengubah VLAN, perubahan tersebut secara otomatis dapat disebarkan ke switch mode client. Jika Anda perlu suatu switch yang “standalone”, atau tidak ingin menyebarkan informasi VLAN, gunakan mode</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> transparent.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> V.      <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">VTP Advertisement</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Setiap switch yang tergabung dalam VTP menyebarkan VLAN, nomor revisi, dan parameter VLAN pada port trunk-nya untuk memberitahu switch yang lain dalam management domain. VTP advertisement dikirim sebagai frame multicast. Switch akan menangkap frame yang dikirim ke alamat multicast VTP dan memproses mereka.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Karena semua switch dalam management domain mempelajari perubahan konvigurasi VLAN yang baru, suatu VLAN hanya perlu dibuat dan dikonfigurasi pada satu VTP server di dalam domain tersebut.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Secara default, management domain diset ke non-secure advertisement tanpa password. Suatu password dapat ditambahkan untuk mengeset domain ke mode secure.   Password tersebut harus dikonfigurasi pada setiap switch dalam domain sehingga semua switch yang bertukar informasi VTP akan menggunakan metode enkripsi yang sama.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> VTP advertisement dimulai dengan nomor revisi konfigurasi 0 (nol). Pada waktu dilakukan perubahan, nomor revisi akan dinaikkan sebelum advertisement dikirim ke luar. Pada waktu switch menerima suatu advertisement yang nomor revisinya lebih tinggi dari yang tersimpan di dalam, advertisement tersebut akan menimpa setiap informasi VLAN yang tersimpan. Oleh karena itu, penting artinya untuk memaksa setiap jaringan baru yang ditambahkan dengan nomor revisi nol. Nomor revisi VTP disimpan dalam VRAM dan tidak berubah oleh siklus listrik switch.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> VI.      <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">VTP Pruning</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Walaupun konfigurasi trunk link (menggunakan protokol seperti ISL) memungkinkan traffic dari beberapa VLAN melewati satu link, ini tidaklah selalu optimal. Sebagai contoh, misalkan ada tiga switch yang dihubungkan dengan dua trunk link, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Dalam kasus ini, ketiga switch tergabung VLAN 1, tetapi hanya switch A dan switch B yang tergabung dalam VLAN 2. Semua traffic VLAN 2 akan tetap dilewatkan ke switch C, walaupun ia tidak tergabung dalam VLAN 2.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Pada waktu VTP Pruning digunakan dalam VTP management domain, traffic VLAN hanya akan dilewatkan ke switch jika diperlukan. Dalam kasus ini, penggunaan VTP Pruning akan memastikan traffic VLAN 2 tidak pernah dilewatkan ke switch-C sampai switch C benar-benar tergabung dalam VLAN 2.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> VII.      <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Konfigurasi VTP</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Untuk mengkonfigurasi IOS menjadi server VTP, jalankan perintah berikut:</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchA# vlan database</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchA(vlan)# vtp domain vtpdom</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchA(vlan)# vtp server</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchA(vlan)# exit</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Untuk mengkonfigurasi klien VTP, jalankan perintah berikut:</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchB# vlan database</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchB(vlan)# vtp domain vtpdom</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchB(vlan)# vtp client</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchB(vlan)# exit</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Untuk menonaktifkan VTP, dengan mengatur mode VTP transparan seperti:</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchC# vlan database</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchC(vlan)# vtp transparent</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchC(vlan)# exit</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Untuk memantau pengoperasian VTP dan status, gunakan:</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchA# show vtp status</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">SwitchA# show vtp counters</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> VIII.      <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Trunking VLAN dengan ISL and 802.1q</span></div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Jika menggunakan VLAN dalam jaringan yang mempunyai beberapa Switch yang saling berhubungan antar VLAN, maka dibutuhkan VLAN Trunk.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Switch memerlukan cara untuk mengidentifikasikan VLAN dari mana frame tersebut dikirim saat mengirim sebuah frame ke Switch lainnya. VLAN Trunking mengijinkan Switch memberikan tagging setiap frame yang dikirim antar switches sehingga switch penerima mengetahui termasuk dari VLAN mana frame tersebut dikirim. Idenya bisa digambarkan pada gambar diagram berikut ini:</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Beberapa VLAN yang mempunyai anggota lebih dari satu Switch dapat didukung dengan adanya VLAN Trunking.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Beberapa VLAN yang mempunyai anggota lebih dari satu Switch dapat didukung dengan adanya VLAN Trunking. Misal, saat Switch1 menerima sebuah broadcast dari sebuah piranti didalam VLAN1, ia perlu meneruskan broadcast ke SwitchB. Sebelum mengirim frame, SwitchA menambahkan sebuah header kepada frame Ethernet aslinya; heder baru tersebut mengandung informasi VLAN didalamnya. Saat SwitchB menerima frame tersebut, ia mengetahui dari headernya bahwa frame tersebut berasal dari piranti pada VLAN1, maka SwitchB mengetahui bahwa ia seharusnya meneruskan broadcast frame hanya kepada port2 pada VLAN1 saja dari Switch tersebut.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> Switch Cisco mendukung dua VLAN trunking protocol yang berbeda, Inter-Switch Link (ISL) dan IEEE 802.1q. keduanya memberikan Trunking dasar, seperti dijelaskan pada gambar diatas. Akan tetapi pada dasarnya keduanya sangatlah berbeda.</div> <div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 24px;"> IX.      <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Protocol VLAN Trunking:</span></div> <ol start="1" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141412; font-family: Alegreya, serif; font-size: 16px; margin: 16px 0px; padding: 0px 0px 0px 40px;"> <li style="box-sizing: border-box;">Adadua protocol VLAN Trunking utama saat ini, yaitu IEEE 802.1q dan Cisco ISL. Pemilihan protocol VLAN Trunking normalnya berdasarkan piranti platform Hardware yang digunakan.</li> <li style="box-sizing: border-box;">IEEE 802.1q adalah standard protocol VLAN Trunking yang memberikan tagging internal kedalam frame Ethernet yang ada sekarang. Hal ini dilakukan dalam hardware dan juga meliputi kalkulasi ulang header checksumnya. Hal ini mengjinkan sebuah frame di tagging dengan VLAN dari mana datagram tersebut berasal dan menjamin bahwa frame dikirim kepada port didalam VLAN yang sama. Hal ini untuk menjaga kebocoran datagram antar VLAN yang berbeda.</li> <li style="box-sizing: border-box;">ISL (Inter Switch Link) memberikan suatu tagging external yang dikemas disekitar frame asalnya.</li> <li style="box-sizing: border-box;">Saat menghubungkan beberapa Switch lewat sebuah Trunk perlu dipastikan bahwa kedua Switch yang terhubung VLAN Trunking tersebut mempunyai protocol VLAN Trunling yang sama. Penggunaan negosiasi automatis dari protocol VLAN Trunking adalah tidak dianjurkan karena bisa terjadi kemungkinan salah konfigurasi.</li> <li style="box-sizing: border-box;">Untuk penerapan VLAN dengan Switch yang berskala besar sebuah protocol manajemen VLAN diperlukan misal VTP (VLAN Trunking Protocol). Protocol VTP memungkinkan VLAN didefinisikan sekali didalam suatu lokasi tunggal dan disinkronkan kepada Switch2 lainnya didalam administrative domain yang sama.</li> <li style="box-sizing: border-box;">Penerapan VLAN setidaknya dirancang dengan sangat bagus dan mudah dimanage. Dokumentasinya haruslah sangat rapi dan akurat dan dijaga selalu update agar membantu kegiatan support jaringan. Normalnya VLAN tidaklah dianjurkan untuk jaringan kecil (kurang dari 100 user pada satu lokasi), akan tetapi untuk business dengan skala menengah dan besar, VLAN adalah sangat mendatangkan keuntungan yang besar</li> </ol>

MODUL VTP(Virtual Trunking Protocol)

  I.      PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR VTP VTP adalah adalah suatu protocol untuk mengenalkan suatu atau sekelompok VLAN yang telah ada ag...

Baca selengkapnya »

MODUL 1 VLAN

<strong><u>VLAN (Virtual LAN)</u></strong><br /> <ol> <li><strong>Pokok Bahasan</strong></li> </ol> Konfigurasi dasar VLAN pada Switch Cisco<br /> Memahami cara kerja VLAN pada Switch Cisco<br /> Menghubungkan beberapa PC dengan Switch Cisco<br /> <ol> <li><strong>Tujuan Belajar</strong></li> </ol> Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :<br /> Mengetahui dan memahami perintah dasar untuk konfigurasi Switch Cisco<br /> Melakukan konfigurasi VLAN pada Switch Cisco<br /> <ol> <li><strong>Dasar Teori</strong></li> </ol> Salah satu masalah yang dihadapi oleh LAN tradisional adalah tidak adanya mekanisme “pengaturan” yang fleksibel. Ketika topologi fisik suatu LAN sudah ditentukan maka akan sulit bagi kita untuk merombaknya menjadi bentuk yang lain. Biasanya media fisik network akan ditanamkan pada pipa khusus yang sulit dibongkar dan ditata ulang. Sehingga kita tidak dapat secara fleksibel mengelompokkan kembali beberapa komputer yang berjauhan tanpa proses bongkar pasang hardware.<br /> Apalagi jika ukuran LAN sudah cukup besar, misalnya sebesar kampus atau lebih besar lagi. Di mana masing-masing host berada di tempat yang cukup jauh. Akan sulit membuat kelompok berdasarkan kategori tertentu jika lokasi berjauhan. Untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat membuat VLAN atau Virtual LAN.<br /> VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan dan membongkar media network serta mencabut kabelkabel switch. Selain itu, kebutuhan hardware, khususnya switch dan router akan lebih sedikit. Perhatikan ilustrasi contoh VLAN pada gambar dibawah ini.<br /> <img src="https://seruputkopi886883304.files.wordpress.com/2018/03/capture1.png?w=418&h=477" /><br /> Dengan banyaknya komputer yang ada di perusahaan, dengan menggunakan 1 switch akan kita buat VLAN. Kegunaan dari VLAN disini adalah efisien kabel dan switch. Virtual LAN dapat kita aplikasikan pada sebuah SWITCH yang kita miliki. SWITCH dengan 24 port, akan kita bagi jadi 3 kelompok sehingga masing-masing menjadi 8 port, hanya bisa digunakan untuk mengakses 1 server pada gambar diatas. Dengan kata lain Sebuah VLAN diperlakukan seperti subnet atau broadcast domainnya sendiri, yang berarti frame-frame yang dibroadcast pada sebuah network hanya di switch atau dialihkan diantara port-port yang dikelompokkan secara logikal di dalam VLAN yang sama. Dalam kondisi seperti ini sebuah router dapat tidak diperlukan ataupun masih diperlukan tergantung dari apa yang ingin dilakukan. Secara default semua host dalam sebuah VLAN tertentu tidak dapat berkomunikasi dengan host -host yang merupakan anggota VLAN yang lain, jadi jika diinginkan komunikasi antar VLAN bisa dilakukan maka diperlukan sebuah router.<br /> Cara VLAN dalam menyederhanakan pengaturan jaringan :<br /> <ol> <li>Penambahan, perpindahan, dan perubahan network dilakukan dengan mengkonfigurasi sebuah port ke VLAN yang sesuai.</li> <li>Sekelompok user yang memerlukan keamanan yang tinggi dapat ditempatkan pada sebuah VLAN tertentu sehingga user di luar VLAN tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan mereka.</li> <li>Sebagai pengelompokan logikal user berdasarkan fungsi, VLAN dapat dianggap independen dari lokasi fisikal atau geografisnya.</li> <li>VLAN dapat meningkatkan keamanan network.</li> <li>VLAN-VLAN meningkatkan jumlah broadcast domain dan pada saat yang sama memperkecil ukurannya sendiri.</li> </ol> Secara garis besar manfaat VLAN sebagai berikut :<br /> <ol> <li>Meningkatkan performa network VLAN mampu mengingkatkan performa network dengan cara memblok paket/frame yang tidak perlu.</li> <li>Desain network yang fleksibel VLAN memungkinkan anggota berpindah-pindah lokasi tanpa harus merombak ulang perangkat jaringan. Cukup melakukan konfigurasi secara software. VLAN dapat mengatasi persoalan lokasi.</li> <li>Mengurangi biaya instalasi Jika kita hendak mengubah VLAN maka kita tidak memerlukan biaya instalasi maupun penambahan perangkat baru.</li> <li>Keamanan VLAN dapat membatasi user yang boleh mengakses suatu aplikasi/data berdasarkan access list yang bisa kita tentukan.</li> </ol> <ol> <li><strong>Percobaan</strong></li> </ol> <ol> <li>Buka aplikasi packet tracert</li> <li>Buat topologi seperti berikut ini</li> </ol> <br />             Keterangan :<br />  Router0 : Ip address 192.168.1.1/26 vlan 10<br />  Router1 : Ip address 192.168.1.65/26 vlan 11<br />  Router2 : Ip address 192.168.1.129/25 vlan 12<br /> Switch0 diset mode trunk untuk koneksi ke switch1 begitupun sebaliknya<br /> Interface yang menghubungkan antara laptop dengan switch0 diset mode access<br /> Interface yang menghubungkan antara pc dengan switch1 diset mode access<br /> Interface yang menghubungkan antara AP dengan switch1 diset mode access<br /> <ol> <li><strong>E.     Laporan Resmi</strong></li> </ol> <ol> <li>Buatlah laporan resmi untuk percobaan di atas. Lengkapi dengan capture tiap proses. Berikan analisa dari percobaan yang telah dilakukan.</li> <li>Berikan kesimpulan hasil praktikum yang anda lakukan.</li> </ol> <ol> <li><strong>F. Hasil Praktikum</strong></li> </ol> <em> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-45" height="157" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/semua.png?w=300" width="300" /></em><br /> <em>Gambar 1 Topologi</em><br /> Keterangan :<br />  GigabitEthernet0/0: Ip address 192.168.1.1/24 vlan 10<br /> GigabitEthernet0/1: Ip address 172.16.10.1/24 vlan 30<br /> GigabitEthernet0/2: Ip address 10.1.1.1/24 vlan 20<br /> Switch0 diset mode trunk untuk koneksi ke switch1 begitupun sebaliknya<br /> Interface yang menghubungkan antara laptop dengan switch0 diset mode access<br /> Interface yang menghubungkan antara pc dengan switch1 diset mode access<br /> Interface yang menghubungkan antara AP dengan switch1 diset mode access<br /> <ul> <li>Konfigurasi interface yang menghubungkan switch0 dengan router0 dengan mode access</li> </ul> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-46" height="100" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/gig0.png?w=300" width="300" /><br /> <em>Gambar 2 Konfigurasi router GigabitEthernet0/0</em><br /> <em><img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-47" height="117" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/gig1.png?w=300" width="300" /></em><br /> <em>Gambar 3 Konfigurasi router GigabitEthernet0/1</em><br /> <em><img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-48" height="74" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/gig2.png?w=300" width="300" /></em><br /> <em>Gambar 4 Konfigurasi router GigabitEthernet0/2</em><br /> <ul> <li>Setting masing-masing interface pada switch dengan menyesuaikan vlan yang ada pada gambar di atas.</li> </ul> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-49" height="101" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/fa01.png?w=300" width="300" /><br /> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-50" height="105" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/fa02.png?w=300" width="300" /><br /> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-51" height="104" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/fa03.png?w=300" width="300" /><br /> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-52" height="167" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/fa04.png?w=300" width="300" /><br /> <ul> <li>Konfigurasi pada laptop dan pc</li> </ul> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-53" height="260" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/pc0.png?w=300" width="300" /><br /> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-54" height="253" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/pc1.png?w=300" width="300" /><br /> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-55" height="261" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/pc2.png?w=300" width="300" /><br /> <ul> <li>Setelah semua terkonfigurasi lakukan pengujian</li> </ul> <ol> <li>Ping dari Laptop0 ke Laptop1</li> </ol> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-56" height="202" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/pc0-ke-pc-1.png?w=300" width="300" /><br /> <ol> <li>Ping dari Laptop1 ke Laptop2</li> </ol> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-57" height="222" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc-2.png?w=300" width="300" /><br /> <ol> <li>Ping dari pc1 ke pc0</li> </ol> <img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-58" height="218" src="https://galihilmiaden.files.wordpress.com/2018/03/pc1-ke-pc0.png?w=300" width="300" /><br />

MODUL 1 VLAN

VLAN (Virtual LAN) Pokok Bahasan Konfigurasi dasar VLAN pada Switch Cisco Memahami cara kerja VLAN pada Switch Cisco Menghubungkan beb...

Baca selengkapnya »